Meski kabupaten termuda di Kalimantan Barat, saat ini begitu banyak potensi yang akan dikembangkan di Kubu Raya. Salah satunya Dinas Kehewanan dan Peternakan Provinsi Kalbar yang akan mengembangkan peternakan terpadu.
"Contohnya peternakan sapi yang akan dipadukan dengan jagung, padi dan nenas. Limbahnya pertanian tersebut akan dimanfaatkan untuk ternak, sedangkan kotoran ternak untuk pupuk organik," kata Kepala Dinas Kehewanan dan Peternakan Provinsi Kalbar, Dr.H.Abdul Manaf Mustafa, kepada BERKAT usai membicarakan hal itu kepada Penjabat Bupati Kubu Raya, awal pekan lalu.
Saat ini, kata Abdul Manaf, pihaknya sedang menginventarisasi kelompok-kelompok mana saja yang menurutnya bisa dibina untuk pengembangan peternakan terpadu tersebut. Sektor unggas seperti ayam potong juga menjadi salah satu prioritas.
"Untuk stok Kota Pontianak, selama ini sebagian besarnya didatangkan dari Kabupaten Kubu Raya. Potensi seperti ini yang harus kita dukung," tegasnya. Ia mengakui potensi di Kubu Raya sangat besar dan berpotensi untuk dikembangkan, apalagi berkaitan dengan KTM. Meski begitu, pengembangan peternakan terpadu tersebut tetap saja memiliki kendala. Salah satunya, kata Abdul Manaf, keterbatasan SDM, seperti tenaga dokter hewan dan sarjana peternakan.
"Saya menyarankan Pj Bupati Kubu Raya seperti yang saja sarankan di Kabupaten Kayong Utara, yakni dengan cara mengontrak tenaga ahli tersebut," katanya. Apalagi Kubu Raya, merupakan memiliki pintu masuk yang vital, seperti Bandara supadio dan lainnya."Saya menyarankan kepada para bupati, pertama mengirimkan putra daerahnya ke luar daerah untuk disekolahkan. Kedua, sementara masih menunggu tenaga tersebut, kontrak tenaga saja. Kalau ada kesempatan formasi pegawai. Masukkan pegawai," sarannya.
Menurutnya, untuk luas wilayah KKR, paling sedikit butuh 5 orang. termasuk menyangkut aspek laboratorium dan kebijakan serta yang terjun langsung ke lapangan.
"Dengan dipenuhinya kebutuhan SDM tersebut, program pengembangan peternakan terpadu di Kubu Raya tentu akan mengalami peningkatan yang signifikan. Tinggal dukungan dari berbagai pihak saja," ujarnya.
"Contohnya peternakan sapi yang akan dipadukan dengan jagung, padi dan nenas. Limbahnya pertanian tersebut akan dimanfaatkan untuk ternak, sedangkan kotoran ternak untuk pupuk organik," kata Kepala Dinas Kehewanan dan Peternakan Provinsi Kalbar, Dr.H.Abdul Manaf Mustafa, kepada BERKAT usai membicarakan hal itu kepada Penjabat Bupati Kubu Raya, awal pekan lalu.
Saat ini, kata Abdul Manaf, pihaknya sedang menginventarisasi kelompok-kelompok mana saja yang menurutnya bisa dibina untuk pengembangan peternakan terpadu tersebut. Sektor unggas seperti ayam potong juga menjadi salah satu prioritas.
"Untuk stok Kota Pontianak, selama ini sebagian besarnya didatangkan dari Kabupaten Kubu Raya. Potensi seperti ini yang harus kita dukung," tegasnya. Ia mengakui potensi di Kubu Raya sangat besar dan berpotensi untuk dikembangkan, apalagi berkaitan dengan KTM. Meski begitu, pengembangan peternakan terpadu tersebut tetap saja memiliki kendala. Salah satunya, kata Abdul Manaf, keterbatasan SDM, seperti tenaga dokter hewan dan sarjana peternakan.
"Saya menyarankan Pj Bupati Kubu Raya seperti yang saja sarankan di Kabupaten Kayong Utara, yakni dengan cara mengontrak tenaga ahli tersebut," katanya. Apalagi Kubu Raya, merupakan memiliki pintu masuk yang vital, seperti Bandara supadio dan lainnya."Saya menyarankan kepada para bupati, pertama mengirimkan putra daerahnya ke luar daerah untuk disekolahkan. Kedua, sementara masih menunggu tenaga tersebut, kontrak tenaga saja. Kalau ada kesempatan formasi pegawai. Masukkan pegawai," sarannya.
Menurutnya, untuk luas wilayah KKR, paling sedikit butuh 5 orang. termasuk menyangkut aspek laboratorium dan kebijakan serta yang terjun langsung ke lapangan.
"Dengan dipenuhinya kebutuhan SDM tersebut, program pengembangan peternakan terpadu di Kubu Raya tentu akan mengalami peningkatan yang signifikan. Tinggal dukungan dari berbagai pihak saja," ujarnya.
0 komentar:
Posting Komentar