Kubu Raya, BERKAT. Sentra kelapa di Kabupaten Kubu Raya tepatnya di Desa Padang Tikar Kecamatan Batu Ampar dan Desa Kubu Kecamatan Kubu menjadi sasaran Dinas Perkebunan Provinsi Kalbar untuk pembangunan pengolahan biodiesel. Sebuah gebrakan pembangunan di bidang perkebunan pada potensi komoditas kelapa merupakan sebuah upaya untuk meningkatkan nilai tambah produk kelapa.
"Kita mencoba bagaimana memberikan nilai tambah bagi produk kelapa yang diorientasikan tidak hanya menghasilkan kopra, tetapi juga menghasilkan bahan baku untuk dijadikan biodiesel, yang kita sebut hasilnya adalah coconut biodiesel," ungkap Kepala Dinas Perkebunan Kalbar, Ir. H. Idwar Hanis kepada BERKAT di ruang kerjanya, usai salat Jumat (25/4) kemarin.
Meskipun saat ini masih dalam tahap uji coba, Idwar mengungkapkan mesin tersebut bisa melayani sekitar 1 ton kopra per hari setara dengan 5.000 kelapa per hari. "Artinya, dengan demikian bisa mengakomodir sekitar 625 hektar kebun kelapa per hari," jelasnya.
Strateginya, kata Idwar pertama bagaimana Dinas Perkebunan bisa membantu meningkatkan nilai tambah bagi para petani kelapa. "Kita harapkan program tersebut mampu memperbaiki pendapatan petani. Timbal baliknya, para petani mampu secara mandiri meningkatkan skala usaha tani. Apakah itu untuk peremajaan, rehabilitasi, perluasan dan lainnya," ungkap Idwar.
Untuk unit pengelolaan program tersebut selanjutnya Idwar berharap tentu ada satu lembaga yang ada di lapangan yang mengelola secara khusus. "Kita berharap adanya kerjasama kelompok tani atau gabungan kelompok tani yang memiliki kebun kelapa sebagai pemasok bahan baku dan mereka bisa mencari tenaga-tenaga profesional untuk mengolah pabrik tersebut," ungkapnya.
Manfaat lainnya yakni meningkatkan penghasilan para petani kelapa, hasil coconut biodiesel tersebut juga bisa membantu meringankan beban nelayan yang ada di sekitar wilayah tersebut. Sebab selama ini sebagian besar nelayan tidak lagi menggunakan solar sebagai bahan bakar, melainkan menggunakan minyak tanah yang dicampur dengan oli.
Gebrakan pembangunan perkebunan di Kalbar tersebut ternyata menarik perhatian Dinas Perkebunan Provinsi Kalimantan Timur dan beberapa dinas perkebunan kabupaten, sehingga sejak Kamis (24/4) lalu, mereka melakukan studi banding terhadap pelaksanaan pembangunan perkebunan di Kalbar.
"Kita mencoba bagaimana memberikan nilai tambah bagi produk kelapa yang diorientasikan tidak hanya menghasilkan kopra, tetapi juga menghasilkan bahan baku untuk dijadikan biodiesel, yang kita sebut hasilnya adalah coconut biodiesel," ungkap Kepala Dinas Perkebunan Kalbar, Ir. H. Idwar Hanis kepada BERKAT di ruang kerjanya, usai salat Jumat (25/4) kemarin.
Meskipun saat ini masih dalam tahap uji coba, Idwar mengungkapkan mesin tersebut bisa melayani sekitar 1 ton kopra per hari setara dengan 5.000 kelapa per hari. "Artinya, dengan demikian bisa mengakomodir sekitar 625 hektar kebun kelapa per hari," jelasnya.
Strateginya, kata Idwar pertama bagaimana Dinas Perkebunan bisa membantu meningkatkan nilai tambah bagi para petani kelapa. "Kita harapkan program tersebut mampu memperbaiki pendapatan petani. Timbal baliknya, para petani mampu secara mandiri meningkatkan skala usaha tani. Apakah itu untuk peremajaan, rehabilitasi, perluasan dan lainnya," ungkap Idwar.
Untuk unit pengelolaan program tersebut selanjutnya Idwar berharap tentu ada satu lembaga yang ada di lapangan yang mengelola secara khusus. "Kita berharap adanya kerjasama kelompok tani atau gabungan kelompok tani yang memiliki kebun kelapa sebagai pemasok bahan baku dan mereka bisa mencari tenaga-tenaga profesional untuk mengolah pabrik tersebut," ungkapnya.
Manfaat lainnya yakni meningkatkan penghasilan para petani kelapa, hasil coconut biodiesel tersebut juga bisa membantu meringankan beban nelayan yang ada di sekitar wilayah tersebut. Sebab selama ini sebagian besar nelayan tidak lagi menggunakan solar sebagai bahan bakar, melainkan menggunakan minyak tanah yang dicampur dengan oli.
Gebrakan pembangunan perkebunan di Kalbar tersebut ternyata menarik perhatian Dinas Perkebunan Provinsi Kalimantan Timur dan beberapa dinas perkebunan kabupaten, sehingga sejak Kamis (24/4) lalu, mereka melakukan studi banding terhadap pelaksanaan pembangunan perkebunan di Kalbar.
0 komentar:
Posting Komentar